Sabtu, 16 Maret 2013

Ya Ampun, Perjuangkan Kesetaraan Gender, Perempuan-Perempuan Ini Lepas BH Setiap Kali Unjuk Rasa!


Masih ingat sekelempok perempuan yang menggelar aksi unjuk rasa menjelang terpilihnya Paus di Vatikan beberapa hari lalu? Ya, mereka yang berunjuk rasa pada saat itu adalah para aktivis organisasi yang menamakan dirinya Femen. Organisasi ini disebut-sebut berjuang untuk kesetaraan gender dan sosial. Uniknya, setiap kali menggelar aksi di belahan dunia manapun, mereka memilih cara yang sama: topless alias lepas BH. Waduh. 

Dengan cara itu, mereka yakin bisa menyampaikan ide-ide mereka tentang persoalan-persoalan yang kini dihadapi kaum perempuan, khususnya yang berkaitan dengan masalah gender, termasuk ‘pemberontakan’ atas nilai-nilai patriarki yang selama ini dianut masyarakat.

Femen mengklaim memiliki perwakilan di 17 negara dengan lebih dari 150.000 anggota –orang semua tentunya, bukan  BH- di  seluruh dunia. Aksi yang paling fenomenal mereka lakukan saat melakukan unjuk rasa terhadap S Silvio Berlusconi, Vladimir Putin, IKEA, dan, terakhir di Vatikan. Polisi terpaksa harus bergumul dengan dua perempuan topless yang melakukan unjuk rasa tersebut dan menarik mereka keluar dari lapangan untuk menghormati para kardinal yang tengah memilih Paus.

Kelompok Femen didirikan tahun 2008 di Ukraina, oleh sekelompok perempuan antara lain Anna Hutsol, Oksana Shachko dan Alexandra Shevchenko. Seperti dikutip slate.com, pada awal-awal pendiriannya, mereka giat menggelar aksi untuk memerangi perdagangan manusia dan juga seks wisata. 

Hutsol beralasan hanya dengan menggelar aksi unjuk rasa tanpa BH, dia dan kelompoknya bisa mengubah situasi yang paling radikal sekalipun dengan cara seperti itu. Demikian seperti disampaikannya kepada Osocio.org.

Benarkah demikian? Sejumlah kelompok masyarakat justeru meragukan tujuan aktivis perempuan tersebut. Menurut mereka, cara itu tak lebih dari sebuah aksi pamer tubuh untuk mendapat perhatian dari masyarakat.

Di seluruh dunia, Femen bukanlah satu-satunya kelompok aktivis yang melakukan aksinya dengan cara melepas BH. Sebuah keompok aktivis lainnya yang disebut GoTopless.org juga selalu melakukan aksi di bulan Agustus untuk untuk mengutuk apa yang mereka sebut sebagai sebuah kemunafikan dari larangan perempuan bertelanjang dada.

"Orang bilang wanita tidak boleh topless, itu tidak senonoh," kata juru bicara Go Topless.org Nadine Gary The Huffington Post Agustus lalu. "Tapi buktinya yang dianggap tidak senonoh itu tidak juga ada di undang-undang, lalu kenapa harus dilarang? Biarkan saja perempuan melakukannya"

Selain dua organisasi di atas, kelompok lainnya yang sering melakukan aksi serupa adalah PETA. Organisasi yang konon didirikan para penyayang binatang ini ini juga selalu menggelar aksinya dengan cara melepas BH. Mereka beranggapan cara seperti itu sebagai bagian dari kampanye mengajak masyarakat untuk memperlakukan binatang lebih ‘manusiawi’. Cara ini sudah mereka lakukan selama dua dekade.

Direktur Eksekutif PETA, Dan Mathews mengatakan, “Saya memang lebih memilih telanjang daripada harus mengenakan pakaian dari kulit binatang,” 

Ditambahkannya,  gerakan tersebut terbukti banyak mendapat respon dari masyarakat maupun media.

“Menurut saya sih cara ini masih wajar ya. Ini juga kan menarik banyak orang untuk lebih tahu tentang gerakan kami. Anda bisa lihat pengunjung situs kami yang tertarik dengan gambar-gambar aksi kami yang tanpa busana,” katanya kepada AOL News 2011 lalu. *** (The Huffington Post/foto-foto: The Huffington Post)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar