Selasa, 19 Maret 2013

Masjid Selalu Penuh, Pendeta ‘Pinjamkan’ Ruang Gereja Untuk Tampung Jamaah


Seorang pemimpin gereja di Skotlandia mempersilakan kaum muslim setempat menggunakan gereja di Aberdeen untuk kegiatan shalat Jumat. Seperti dikutip situs guardian.co.uk, masjid yang biasa digunakan untuk kegiatan shalat tersebut tidak mampu lagi menampung jamaah dan membuat sebagian orang terpaksa harus shalat di luar masjid.

Pemimpin gereja St John, Rev Isaac Poobalan, mengungkapkan pihaknya sudah mengatur  bagian-bagian dari bangunan gereja untuk digunakan sebagai tempat ibadah bagi sedikitnya 100 orang muslim setiap hari Jumat.


Menurut Poobalan, upaya yang dilakukannya merupakan bukti bahwa umat Islam dan Kristen di Inggris bisa beribadah secara berdampingan.  Sekadar catatan, upaya ini juga pernah dilakuan di Mempis, AS dua tahun yang lalu.

Bangunan yang sekarang disebut sebaga Masjid Raya Shah Syed Mustafa pada awalnya dibangun berdekatan Gereja Santo Yohanes di Place St John, Crown Street, pada pertengahan 1980-an. Namun tahun 2006 mengalami perkembangan yang luar biasa. Tidak kurang dari 200 muslim menjalankan ibadah di masjid tersebut.

"Kapasitas masjid paling bisa hanya memuat 60 sampai 70 orang saja," kata Poobolan. "Nah, suatu hari saya melintas di depan masjid, saya lihat ada sekitar 20 atau 30 orang yang melakukan shalat di luar masjid, sekitar trotoar. Saya kemudian ngobrol sama jemaat gereja, ya sebagian mereka mengatakan bahwa itu bukan persoalan kita, tapi saya pikir ini tetap sebuah masalah dan kami ingin bantu.”

Sejauh ini, Islam dan Kristen di Aberdeen telah menjalin kerja sama yang erat. Pada malam Natal tahun 2010 lalu, gereja dan masjid mengadakan doa bersama dan keduanya membuka pintu untuk menyediakan makanan bagi masyarakat setempat. Pada tanggal 11 September 2011, Poobalan dan imam masjid mengadakan acara bersama dan masing-masing jamaah membaca Al-Quran atau Alkitab sesuai dengan keyakinan mereka. Ini dilakukan untuk ulang tahun ke-10 serangan teroris di AS.

"Kami ingin menyampaikan bahwa kami merupakan sebuah komunitas bersama dan jika kita ingin benar-benar mencari perdamaian, kita harus bekerja sama dan juga berdoa bersama-sama," kata Poobalan.
Poobalan sendiri dibesarkan di India dan memiliki banyak teman Muslim dan Hindu. Dia mengatakan,

"Agama tidak memainkan peran ketika datang ke persahabatan dan keramahan  Itu semua melampaui peran agama."

Selain mempersilakan kaum muslim untuk mempergunakannya, setiap hari rabu Gereja Santo Yohanes juga membuka pintu perawatan orang-orang yang terganggu kesehatan jiwanya. Tidak hanya bagi umat Kristen, namun juga bagi umat Islam setempat.

“Kita ingin benar-benar membangun kebersamaan,” ungkap Poobalan.

Gereja tersebut merupakan bagian dari Gereja Episkopal Skotlandia, yang termasuk Komuni Anglikan dan bukan Gereja Skotlandia. Uskup Aberdeen dan Orkney, Rev Dr Robert Gillies Kanan, mengatakan:

"Secara internasional, banyak berita tentang ketegangan antara Islam dan Kristen. Tapi di sini di Aberdeen, sebuah masjid dan sebuah gereja telah membangun hubungan kasih sayang dan persahabatan.. Harus ditekankan bahwa ini memang tidak mudah karena harus banyak mengkompromikan berbagai hal. Tapi kami memiliki niat baik untuk mewujudkan perdamaian dan kebersamaan itu."***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar