Senin, 11 Maret 2013

Hugo Chavez: Sang Pemberontak Pembela Rakyat

Hugo Chavez (foto: macedoniaonline.eu)
Lahir di Sabaneta, Venezuela, pada tanggal 28 Juli 1954, Hugo Chavez merupakan alumni akademi militer Venezuela hingga meraih pangkat  perwira. Karirnya di militer berakhir ketika dia ikut dalam kudeta terhadap pemerintah tahun 1992. Dia dijatuhi hukuman penjara dua tahun.

Tahun 1999, ia terpilih menjadi presiden Venezuela. Mengawali kepemimpinannya, dia menggagas konstitusi baru bagi negara tersebut, salah satunya dengan merubah nama negara menjadi Republik Bolivarian Venezuela. Setelah itu, dia melakukan gebrakan nasionalisasi perusahaan minyak yang kemudian memicu kontroversi dan membuat hubungan Amerika Serikat dan negara-negara lain yang menjadi ‘korban’ kebijakannya menjadi tegang.

Tindakan hanya itu, Chavez pun melakukan penjualan minyak ke salah satu negara yang menjadi musuh AS yaitu Kuba. Dia  pun menolak upaya penghentian perdagangan narkotika di Columbia. Pada tahun 2006, Chavez membantu menciptakan sebuah organisasi perdagangan bebas alternatif bagi negara-negara Amerika Latin berbasis sosialis. Chavez meninggal pada tanggal 5 Maret 2013 dalam usia 58 tahun berjuang melawan penyakit kanker.

Kudeta yang gagal

Nama lengkapnya adalah Hugo Rafael Chavez Frias. Ayahnya seorang guru.. Sebelum menjadi terkenal karena upaya reformasi sebagai presiden Venezuela (1999-2013), Chavez merupakan perwira dari Academy of Sciences Militer Venezuela. Dia lulus tahun 1975 dengan gelar di bidang militer dan ilmu pengetahuan. Dia pun kemudian melanjutkan pendidikan untuk meraih gelar sebagai sebagai perwira di unit penerjun payung militer.

(foto: startribune.com)
Tahun 1992, Chavez, bersama dengan para perwira militer yang kecewa, melakukan kudeta  untuk menggulingkan pemerintah Carlos Andres Perez. Namun kudeta ini gagal, Chavez pun dijebloskan ke dalam penjara selama dua tahun.  Setelah keluar dari penjara, ia pun memulai Gerakan Republik Kelima yakni (movement of the fifth republic) yakni sebuah partai politik revolusioner. Chavez mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 1998, Dia berkampanye jika terpilih menjadi presiden akan melawan korupsi dan menjanjikan reformasi ekonomi dan pemerintahan.

Chavez benar-benar terpilih menjadi presiden pada tahun 1999. Sejak saat itu dia pun melakukan banyak terobosan seperti dalam janji kampanyenya. Meski demikian, Chavez menghadapi banyak tantangan baik di dalam maupun luar negeri. Upaya nasionalisasi perusahaan minyak menghadapi tantangan besar. Upaya memecat Chavez dari jabatannya dilakukan melalui aksi referendum rakyat yang digagas pemimpin militer. Namun referendum yang digelar Agustus 2004 menghasilkan keputusan Chavez tetap sebagai presiden.
Musuh AS.

Di mata pemerintah AS, Chavez dikenal sebagai sosok yang keras kepala. Ketegangan demi ketegangan terjadi di antara dua Negara tersebut. Chavez bahkan menuding AS berada di balik kudeta gagal tahun 2002 untuk menggulingkannya dari kekuasaan. Chavez juga merupakan pemimpin negara yang dengan tegas menentang perang irak dan menuding AS berada di balik semua kehancuran Irak. Bahkan dia pun menganggap Presiden George W. Bush sebagai seorang imperialis.

Kejengkelan AS terhadap Chavez kian bertambah ketika Venezuela menjual minyak ke Kuba, salah satu negara yang dianggap sebagai musuh bebuyutan AS. Chavez pun mengancam menghentikan pasokan minyak ke AS jika pemerintah negara tersebut terus berusaha menggulingkan kekuasaannya sebagai Presiden Venezuela. Meski demikian, ketika AS dilanda bencana badai Katrina dan Badai Rita yang menghancurkan banyak bahan kilang minyak AS, Venezuela menyumbangkan minyak bumi untuk membantu para korban.

Kerja Sama Internasional

Terlepas dari hubungan Venezuela dan Amerika Serikat yang selalu diwarnai ketegangan, Chavez mencari alternatif untuk menjual minyaknya. Dia pun membangun aliansi dengan negara lain seperti China dan Angola. Tahun 2006, ia mendirikan organisasi alternative untuk negara-negara Amerika Latin yang merupakan sebuah organisasi perdagangan bebas sosialis dengan Fidel Castro, Presiden Kuba, dan Evo Morales, Presiden Bolivia sebagai anggota organisasi tersebut. Chavez juga merupakan anggota aktif dari Gerakan Non-Blok yang beranggotakan lebih dari 100 negara, termasuk Kuba, Iran, Indonesia dan beberapa negara Asia Afrika lainnya.

Wafat

Chavez divonis menderita kanker panggul pada Juni 2011. Sepanjang gahun 2001 hingga 2012 dia menjalani tiga kali operasi untuk menghilangkan tumor kanker tersebut.

Dicintai rakyatnya (foto: darkroombaltimoresun.com)
Menjelang operasi yang ketiga, pada bulan Februari 2012, Chavez merasakan penyakitnya semakin parah. Chavez pun menyerahkan urusan kenegaraan kepada wakilnya, Nicolas Maduro. Karena kesehatannya yang terus memburuk, Chaves tidak bisa lagi menjalankan tugas-tugas kepresidenannya.

Setelah bertahun-tahun melawan penyakit kanker, Hugo Chavez yang memimpin Venezuela lebih dari satu decade wafat pada tanggal 5 Maret 2013 dalam usia usia 58 tahun. Dia meninggalkan seorang isteri, Maria Isabel Rodriguez, dan lima anak: Rosines, María Gabriela, Rosa Virginia dan Hugo Rafael.

Dua hari setelah wafatnya Chavez, Wakil Presiden Maduro mengumumkan bahwa jasad Chavez tidak akan dikubur namun akan disimpan di sebuah museum di Caracas, tidak jauh dari istana negara tersebut. Museum tesebut dikenal dengan sebutan el Museo Histórico Militar de Caracas tersebut. Hingga akhir hayatnya, Hugo Chavez dikenal sebagai pemimpin negara yang sangat dicintai rakyatnya.*** (biography.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar