Rabu, 13 Maret 2013

Pro dan Kontra Riwayat Mbah Priok

Gerbang Makam Mbah Priok (foto: Ericaz.blogspot.com)
Pro dan kontra mengenai  kebenaran riwayat Mbah Priok terus berlanjut hingga membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta membentuk Tim Pengkaji Kasus Makam Eks TPU Dobo Koja Jakarta Utara atau Makam Mbah Priok.

Menurut KH Ma’ruf Amin, saat itu Ketua Umum MUI yang sekaligus Pengarah Tim Pengkaji tersebut, pembentukan tim dimaksudkan sebagai upaya menemukan kebenaran sebagai bekal dikeluarkannya fatwa MUI dan dilakukannya pembelajaran ulang (reedukasi) agar terjadi perubahan pandangan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap makam Mbah Priok.

Temuan ini dianggap sangat bermanfaat untuk memberikan tausiyah kepada masyarakat agar memperhatikan adab dan tata ziarah kubur yang benar, termasuk menghindarkan perbuatan mafsadah yang dilarang oleh syar’a.

Sedangkan Ketua Umum MUI DKI Jakarta, KH Munzir Tamam, MA menyebutkan peristiwa konflik yang terjadi tanggal 14 April 2010 itu merupakan sebuah ujian kepercayaan (mihnah) yang dilakukan masyarakat setelah publikasi massif terhadap kasus makam Mbah Priok. Dari peristiwa itu, MUI DKI Jakarta kemudian melakukan kajian terhadap masalah keagamaan dari kasus tersebut. MUI meyakini bahwa kebenaran informasi itu akan datang dan kebatilan informasi akan sirna.

Kebenaran informasi itu pun muncul setelah upaya penelitian masalah kasus makam tersebut dilaksankan oleh tim yang dibentuk MUI DKI Jakarta. Tim pengkaji tersebut tidak semata-mata bekerja berdasarkan kaidah rasional (bayani) tetapi juga melakukan kajian dengan menggunakan kaidah pembuktian (tahqiq atau burhani). Kedua kaidah tersebut kemudian digabungkan untuk menghasilkan laporan yang benar-benar akurat.

Sejumlah ulama serta pakar dari berbagai disiplin ilmu yang mendukung pun dilibatkan dalam tim ini. Sebut saja misalnya Dr H Syafii Mufid yang menjadi Ketua Tim, para anggota Komisi Fatwa MUI, serta para habib. Di samping itu sejumlah pakar seperti JJ Rizal (Sejarawan), Alwi Shahab (Ahli Sejarah Jakarta), Dr Tommy Kristomi (Ahli makam keramat), Dr Jefri (Ahli Sejarah Habaib), Dr Abdul Khair (Ahli Sejarah/Linguistik), Habib Abdurrahman Basurrah (Ketua Bidang Organisasi Rabithah Alawiyah), Habib Ahmad Al Athos (Maktab Daimi Rabithan Alawiyah), H Bambang Heryanto, SH (Notaris/PPAT), Dr Bagus Sumargo (Ahli Statistik), Dr Heriyanti (Arkeolog), Dr Tawal (Arkeolog), Dr Irmawati (Arkeolog), Dr Isman (Arkeolog), Dr Slamet Poernomo, Sp.F (Ahli Forensik).

Dari hasil kajian tersebut, Tim Pengkaji MUI memperoleh data bahwa Habib Hasan lahir tahun 1874 dan meninggal tahun 1927. Dalam penelitian itu juga terungkap, Habib Hasan atau Mbah Priok bukan seorang da'i atau mubaligh, melainkan orang saleh yang bekerja sebagai pelaut di kapal dagang Sayyid Syech bin Agil Madihij.

Selain itu, Habib Hasan juga bukan penyebar Islam di Jakarta. Habib Hasan meninggal dalam perjalanan dan belum sampai di Jakarta atau Batavia pada waktu itu. Jadi menurut MUI, beliau bukan sebagai penyebar Islam.

Mbah Priok yang disebut-sebut sebagai cikal bakal Tanjung Priok juga dibantah MUI. Kajian yang dilakukan menunjukkan bahwa pengkaitan toponomi Tanjung Priok dengan Habib Hasan tidak benar secara historis. Nama Tanjung Priok dikaitkan dengan nama Aki Tirem, pemimpin daerah Warakas yang dikenal sebagai pembuat priok. Sedangkan kata "tanjung" merujuk pada kontur tanah berupa tanjung.

Bantahan atas riwayat Mbah Priok juga berdasarkan pada fakta bahwa tahun 1877, pemerintah kolonial mulai melaksanakan proyek pelabuhan Haven Tanjung Priok, sedangkan saat itu Habib Hasan baru berumur tiga tahun dan bermukim di Palembang.

Begitu pun dengan masalah keberadaan makam yang diklaim sebagai makam Mbah Priok. Menurut MUI, Habib Hasan pertama kali dimakamkan di Pondok Dayung. Seiring dengan pengembangan Pelabuhan Tanjungpriok, makam ini dipindahkan ke TPU Dobo Koja Jakarta Utara. Sebelumnya di tempat ini telah dimakamkan Habib Abdullah bin Muhsin Al Attos, dan dipandang sebagai makam keramat. Habib Abdullah bin Muhsin Al Attos dimakamkan 20 tahun sebelum Habib Hasan meninggal.

Bagaimana kajian MUI selengkapnya mengenai riwayat Mbah Priok?*** (*/berbagai sumber)

2 komentar:

  1. PROMO FREEBET 1 JUTA MERIAHKAN NATAL DAN TAHUN BARU 2019 BOLAVITA

    - Promo Frenzy Bonus 3% Berlaku Untuk Seluruh Games Bolavita Dari Santa Claus ( Kecuali Togel )
    - Untuk Bola Tangkas Dapat Claim Bonus Dengan Syarat Withdraw Mencapai Win / Loss 25% dari Nilai Deposit + Bonus
    - Promo Berlaku untuk Member Yang Melakukan Deposit Minimal Rp 100.000
    - Maksimal Bonus Dapat di Claim adalah Rp 1.000.000
    - Syarat Penarikan Dana Adalah Melakukan Turnover Minimal 1x Dari Bonus + Deposit
    - Contoh ( Deposit 1000 ) + ( bonus 3% = 30 ) = 1000 + 30 = 1030 anda harus melakukan Valid Bet Senilai 1030 untuk melakukan penarikan dana
    - Anda Tetap Dapat Mengikuti Promo Cashback Apabila Telah Mengikuti Promo Frenzy Bonus Santa
    - Apabila Belum Mencapai Turnover Sudah Melakukan Withdraw Bonus Frenzy Kami Tarik Kembali
    - 1 User ID Berhak Melakukan Claim 1x
    - Kami Berhak Membatalkan Bonus Apabila Terdapat Indikasi Kecurangan
    - Untuk Freebet Santa Dibagikan Secara Otomatis Setiap Anda Melakukan Deposit
    * Tanggal 24 Desember Pukul 23:00 WIB Sampai Dengan Tanggal 25 Desember Pukul 05:00 WIB
    * 31 Desember 2018 Pukul 22:00 WIB Sampai Dengan Tanggal 1 Januari 2019 Pukul 07:00 WIB

    BalasHapus