Jumat, 15 Februari 2013

Sebagai Isteri, Perempuan ini Rela Tinggal Bersama Suami dan Mantan Isterinya

Ki-ka: Adele, David, Korena (dailymail)
Ini adalah sebuah kisah menarik dari sebuah keluarga di Doncaster, Inggris. Seorang suami tinggal bersama isteri dan mantan isterinya. Lalu bagaimana perasaan sang isteri?

”Jujur, saya tidak merasa keberatan,” jawab Korena, perempuan yang tinggal bersama suami dan mantan isterinya tersebut. Berikut penuturan Korena seperti dikutip Daily Mail.

Suami saya –David Gavin— dan mantan isterinya –Adele—memiliki kisah perpisahan yang memilukan.  Meski sudah berpisah mereka masih tinggal dalam satu rumah dan bahkan memiliki rekening bank bersama. Hingga David kemudian menikah lagi dengan saya, mereka tetap tinggal dalam satu rumah. Ya, sejauh ini saya merasa nyaman dan tetap hidup harmonis bersama suami.

Saya juga masih ingat saat kami menikah beberapa tahun yang lalu. Suasana dalam ruangan berhiaskan bunga-bunga dan tamu duduk dalam keheningan saat upacara pernikahan akan segera dimulai. Saya lihat suami saya, David Gavin, menunggu dengan gelisah di depan altar.

Pada saat yang bersamaan, semua mata tertuju pada sosok perempuan bergaun panjang yang berjalan pelan menyusuri koridor dengan membawa sekeranjang bunga yang indah. Sebagian besar tamu sungguh-sungguh merasa heran dan tak percaya.  Mereka menatap perempuan yang tengah berjalan pelan tersebut. Hmh, tidak salahkah pandangan mereka?

Pernikahan Korena dan David (dailymail)
Ya, semua merasa heran karena perempuan itu adalah Adele Carrington yang dengan senang hati menjadi pengiring di acara pernikahan kami.

Kini, lima tahun setelah upacara pernikahan kami tersebut, Adele dan suamiku David masih tetap memiliki hubungan yang erat. Tentu bukan lagi hubungan suami isteri, melainkan sebagai sahabat.

Mungkin banyak yang beranggapan aneh ketika mantan suami dan istri bisa memiliki hubungan sedekat itu. Banyak yang menganggap sebagai sesuatu yang tidak biasa. Tapi bagi saya, ini semua merupakan bentuk persahabatan di antara kami. Karena itulah saat prosesi pernikahan, saya tidak ragu melibatkan Adele.

Pernikahan Adele dan David

Berikut ini saya ceritakan sedikit gambaran mengenai kisah pernikahan David dan Adele. Saat itu, keduanya sebagai remaja yang bertemu ketika Adel berusia 18 tahun dan bekerja sebagai penulis. Sedangkan David masih berusia 17. Keduanya menikah tahun 1998 atau empat tahun setelah pertemuan mereka yang pertama kali, disaksikan kurang lebih 150 orang dari keluarga dan teman-teman mereka.

David dan Adele (dailymail)
"Kami memimpikan sebuah pernikahan yang suci," kata Adele menceritakan kepada saya. "Saat itu merupakan masa yang indah bagi kami. Aku mengenakan gaun pengantin yang indah, begitu juga dengan David. Dan aku berpikir kami akan menikah untuk selama-lamanya."

Setelah resmi menjadi suami isteri, David dan Adele kemudian membeli sebuah rumah di Doncaster. Mereka sangat berbahagia. David bekerja sebagai seorang akuntan, sedangkan Adele bekerja di sebuah lembaga pendidikan. Banyak rencana yang ingin mereka bangun untuk memulai sebuah keluarga yang berbahagia. Namun, kenyataan ternyata tidak selalu indah. Setelah dua atau tiga tahun pernikahan, hubungan tidak hangat lagi.

"Kami tidak pernah konflik. Tapi kami merasa sesuatu sedang terjadi pada hubungan kami. Dari yang semula layaknya sepasang kekasih, berubah menjadi teman biasa," kata Adele. "Dan akhirnya, aku menyadari bahwa kami berbeda: Aku senang menghabiskan waktu dengan bepergian, tapi David memilih untuk tinggal di rumah. Toh kami tetap bertahan hingga sepuluh tahun usia pernikahan kami. Seiring perjalanan waktu, kami menyadari bahwa kami memang banyak memiliki keinginan yang berbeda. Kami merasa hubungan kami sekarang justeru telah tumbuh menjadi teman daripada kekasih. "

Hingga suatu hari, Adele berkata kepada David bahwa pernikahan mereka mungkin tidak akan berlangsung lama.

"Bagiku ini semua sangat menyedihkan," tutur Adele. "Kami sadar, perpisahan ini  membuat air mata kami tumpah. Bagaimanapun David sudah menjadi sahabatku dalam pengertian yang sesungguhnya. Aku sama sekali tidak mau menyakitinya. Aku mencoba untuk mengendalikan perasaan, meredam kemarahan David. Hingga kami berdua benar-benar menangis"

Perpisahan itu pun benar-benar terjadi. Adele dan David berpisah pada bulan Mei 2002. Meski demikian, keduanya tetap berkomunikasi. "Kami saling menyapa meski hanya lewat SMS, bertanya kabar masing-masing. Bahkan kami nonton bioskop bersama layaknya sebagai teman. Itu terjadi ketika enam minggu setelah kami berpisah."

Di antara mereka berdua, David tampaknya yang paling sulit untuk menerima kenyataan perpisahan itu.

"Aku masih sangat mencintai Adele, dan perpisahan itu sungguh sangat tidak menyenangkan," ujarnya.
David melanjutkan, "Tidak ada pihak manapun yang mempengaruhi hubungan pernikahan kami, sehingga tidak ada alasan bagi saya untuk membenci Adele. Apapun, perpisahan dengan Adele merupakan sebuah peristiwa menyakitkan dalam kehidupanku.”

David kemudian menyadari pernikahan di antara mereka memang harus berakhir. Namun demikian, berpisah karena berakhirnya pernikahan ternyata tidak memisahkan hubungan mereka, keduanya tetap bersahabat. Nonton film bersama atau menyaksikan pertandingan sepak bola.

"Kami sudah dewasa dan kami ingin ingin tetap menjaga hubungan baik," kata David. "tapi tentunya tetap ada batas-batas di antara kami."

Setelah tiga bulan perpisahan keduanya, David bertemu dengan saya dan menyatakan keinginannya untuk membangun hubungan yang lebih serius. Bahkan meski pada awalnya kaku, dia pun memperkenalkan saya kepada mantan isterinya, Adele. Saat itu saya sudah berusia 33 tahun, dan berprofesi sama sebagai akuntan.

Ketika tahu bahwa Adele adalah mantan isteri David, terus terang saja saya cemburu. Banyak pertanyaan yang melintas di kepalaku. Benarkah hubungan mereka sekarang hanya sebatas sahabat biasa? Tidakkah suatu ketika mereka akan kembali lagi menjalin hubungan sebagai suami isteri? Apakah David masih mencintai David? Dan banyak pertanyaan lain terutama mengenai rekening bersama, bagaimana mereka mengatur keuangan itu?

David menjawab pertanyaanku mengenai rekening bersama bahwa ternyata di antara mereka telah ada semacam perjanjian untuk hanya mengambil uang di rekening itu dalam kondisi yang sangat terpaksa. Itu pun dalam jumlah yang kecil. Toh saya masih penasaran mengapa hanya untuk urusan keuangan saja mereka masih punya rekening bersama?

”Aku tidak mungkin menutupnya karena bagaimanapun kami pernah hidup bersama, dan sekarang sebagai sahabat baik,” jawab David.

Ya, seperti saya ceritakan di atas, pertama kali bertemu dengan keduanya, bukan hanya David yang sedikit kaku, saya juga merasa gugup. Begitu pula Adele. Tidak menyangka kami bertemu saat sama-sama menonton pertandingan bola di mana David menjadi salah satu pemainnya. Tapi ya saya lihat raut muka David merasa gembira. Dia bahagia dengan pertemuan kami.

Dan, hmh, sepanjang pertandingan itu, saya tidak sepenuhnya bisa menikmati pertandingan. Begitu pun dengan David tampak tidak bisa konsentrasi secara penuh saat bermain. Karena itu ketika turun main, David meminta kami untuk meninggalkannya keluar dari stadion. David berusaha meyakinkan saya bahwa Adele adalah sosok sahabat yang baik.

Saya dan Adele berjalan meninggalkan David. Kami singgah di sebuah kafe dan memesan minum. Kami terlibat obrolan yang sangat menyenangkan. Ternyata Adele memang sosok perempuan yang baik. Saya pun tidak merasa cemburu atau marah dengan hubungan keduanya saat ini. Bahkan seandainya pun saya bukan pacar David, saya dengan senang hati menganggap Adele sebagai sahabat. Tidak ada alasan bagi saya mencemburui Adele. Satu hal yang banyak dipertanyakan teman-teman mengenai bagaimana hubungan keduanya saat menjadi suami isteri.

Adele menjelaskan hal itu tidak elok untuk diperbincangkan apalagi yang berurusan dengan masalah seks di antara keduanya. Sayangnya, tidak sedikit di antara teman-teman yang menganggap hubungan saya, David dan Adele sebagai sesuatu yang aneh.

Harmonis
Beberapa waktu sebelum perceraian, pihak pengadilan menyarankan agar mereka melakukan konseling. Karena memang tidak ada alasan yang kuat mereka untuk berpisah. Hubungan mereka pun tetap harmonis.
Sama halnya dengan penilaian pengadilan, saya pun beranggapan yang sama. Mereka tetap harmonis meski sebatas sahabat.

Namun toh pengadilan akhirnya mengabulkan permohonan mereka. Tahun 2005, David dan Adele bercerai. Ironisnya, saat turun surat pengadilan itu, Adele sedang mengandung anak mereka yang pertama. Pada saat yang bersamaan, saya dan David justeru sedang merencanakan pernikahan. Tapi semua berlangsung baik. Bahkan Adele bersedia menjadi pengiring pernikahan kami.

Ki-ka: Adele dan Korena (dailymail)
Tahun 2006, Adele melahirkan bayi mungil yang kemudian diberi nama Keisha dengan status sebagai  single parent. Dalam kondisi seperti itu, saya berusaha menjadi sahabat terbaik baik buat Adele. Saya melakukan apa yang dia butuhkan. Saya sering menggendong Keisha agar bisa tidur dengan lelap.

Bulan Februari 2007, saya dan David menikah di sebuah kastil di Shropshire. Dan benar, Adele memenuhi janjinya untuk menjadi pembimbing pernikahan kami. Adele sempat bercerita saat menyusuri koridor itu dia teringat berbagai kenangan saat menjalani prosesi pernikahan dengan David. Banyak tamu yang memandangnya aneh ketika Adele menghampiri David yang mantan suaminya itu tengah menjadi pengantin. Toh, prosesi pernikahan berjalan baik, tidak ada halangan. Tidak ada kendala apapun. Dalam prosesi itu, Adele bahkan membacakan khotbah pernikahan tentang memiliki pernikahan yang sempurna.

Tapi, ya saya mendengar ada sejumlah tamu yang tertawa saat Adele membaca khotbah pernikahan itu. Bagaimanapun mereka tahu hubungan Adele dan David sebelumnya sebagai suami isteri.

Kini, dari pernikahan itu kami memiliki dua anak, Alexander berusia 4 tahun dan Ethan, 18 bulan. Adele adalah ibu baptis kedua anak saya. Ini seperti ’balas jasa’ karena ketika Keisha lahir, saya menjadi wali baptis dari anaknya.

Saya, David dan Adele biasa mengobrol di akhir pekan. Bahkan sering menghabiskan waktu natal bersama-sama. Saya pun merasa Adele adalah sahabat dalam arti yang sungguh-sungguh dalam kehidupan saya. Sulit bagi saya untuk berpisah dengan dia. Begitupun dengan Adele. Dia bercerita dulu merasa sedih harus mengakhiri pernikahan dengan David. Tapi sekarang, dia bangga, tidak merasa kehilangan suami tapi justeru mendapatkan sahabat-sahabat yang baik: David dan Korena.
***

Dalam pandangan konselor Pickup Denise, meskipun hubungan Adele dan David sebagai sebuah hubungan yang tidak biasa, namun belakangan ini ada tren yang berkembang mengenai pasangan yang tetap menjaga hubungan baik meski keduanya sudah bercerai.

"Lima puluh tahun yang lalu, perceraian sesuatu yang dianggap memalukan. Tapi sekarang, dengan jaringan sosial seperti facebook, rasanya lebih mudah untuk tetap berhubungan dengan sang mantan sebagai layaknya sahabat,”.

Meski demikian, menurut Denise, ini bisa juga menyebabkan munculnya rasa tidak suka dari orang yang menjadi pacar dari pasangan yang pernah menikah tersebut.***

Dalam judul Asli Denial oleh Adele Carrington dalam - The Jurnal Varcolac, yang diterbitkan oleh Netherworld Book; thevarcolac-journals.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar