Jumat, 15 Februari 2013

Konflik Surya Paloh dan Hary Tanoe Bisa Jadi Cuma Sandiwara


Harry Tanoe dan Surya Paloh (Foto: dvers.com)
Pasca mengundurkan diri dari Partai Nasdem, bos group MNC Media Hary Tanoesudibjo disebut-sebut akan bergabung dengan partai lain. Belakangan sejumlah media menyebutkan Hary Tanoe akan mendukung Partai Hanura. Dukungan tersebut konon sudah disampaikan Hary kepada pengurus Persatuan Indonesia (Perindo) –ormas yang didirikan pasca keluar dari Partai Nasdem.

Banyak pihak menganggap jika benar Hary Tanoe bergabung dengan Hanura, kian menunjukkan retaknya hubungan antara dia dengan Surya Paloh. Namun demikian, Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI), Mas Hendrajit, mengungkapkan pandangan yang berbeda. Dalam sebuah catatan di akun facebooknya, dia mengatakan bisa jadi, perseteruan mereka berdua cuma pagelaran sandiwara yang sudah disusun terlebih dahulu skrip jalan cerita dan akhir dari ceritanya.


“Sekarang coba saja kita cermati perkembangan berita selepas mundurnya Hary Tanoe dari Nasional Demokrat(Nasdem). Semua partai seakan berebut menjaring pengusaha yang baru-baru ini mengundang maestro musik kondang David Foster kala menikahkan putrinya di Jakarta,” katanya.

Padahal, menurutnya, pagelaran yang dipertunjukkan Surya Paloh dan Hary Tanoe, hanya babak pembuka untuk menyusun formasi politik baru 2014 menurut versi kubu MNC-Media Indonesia. Apalagi jika menelisik dari anatomi politik di balik jaringan NASDEM yang notabene tetap dimotori oleh kader kader partai lama.

“Rasanya agenda pokoknya yang paling utama bukan merebut posisi nomor satu di sebuah partai politik. Melainkan merebut pengaruh dan daya jangkau kekuasaannya di lingkar dalam partai partai politik yang bersedia berada dalam orbit pengaruh kepentingan strategis dirinya,” katanya dalam catatan yang sama.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar