Rabu, 01 Mei 2013

Buruh, Pabrik dan Korupsi


-- Catatan May Day 1 Mei 2013 --
Bekas menteri ekonomi era Orde Baru, Sumitro Djojohadikusumo pernah bilang kalau kebocoran APBN itu mencapai 30%. Artinya, kalau APBN 1000 triliun, yang menguap 300 triliun.

Salah satu akibatnya bisa kita rasakan sekarang. Negeri ini miskin infrastruktur. Pelabuhan Tanjung Priok yang dibangun Belanda masih jadi infrastruktur andalan untuk kegiatan ekspor impor. Pelabuhan ini juga  yang selalu ditampilkan untuk menarik investor.


Pabrik-pabrik pun dibangun di area yang tdk jauh dari pelabuhan. Karawang, Subang, Purwakarta,
foto: suaralsmonline.com
Jabotabek, sampai Serang makin padat dgn pabrik. Mau bangun di daerah yang jauh dr pelabuhan? Pengusaha mana yang mau ambil resiko dgn ongkos logistik yang tinggi.

Setelah Orde Baru tumbang, baru sadar kalau infrastruktur kita kacau-balau. Tiga tahun terakhir, terpikir membangun lagi pelabuhan. Pilihannya: Cilamaya dan Kalibaru di Jakarta Utara. Bukan di luar area ini karena hinterland (tempat pabrik-pabrik itu beroperasi) ada di kawasan Jabotabek dsk. Secara bisnis, lebih menguntungkan!

Biaya pembangunan Terminal Kalibaru sekitar 21 triliun. Saat beroperasi, diperkirakan menambah kapasitas 3juta TEUs dari keseluruhan kapasitas terpasang 10 juta TEUS nanti di tahun 2018.

Mari kita cermati. Biaya bikin Terminal Kalibaru itu 'hanya' 21 triliun, itupun dpt ngutang. Bandingkan dgn kebocoran APBN yang diperkirakan 300 triliun per tahun. Kalau separuh saja dari jumlah itu bisa digunakan untuk bngun infrastruktur pelabuhan dan jalan, setiap tahun Indonesia punya 3 pelabuhan dan jalan tol baru! 10 tahun sdh 30 pelabuhan dan ribuan kilometer jalan tol.

Tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Papua. Yang terjadi sekarang, Indonesia dipecundangi Singapura. Negeri kecil yang minim sumber daya itu menampung duit dr kegiatan ekspor impor dr Indonesia puluhan triliun per tahun.

Padahal, seandainya pelabuhan dan jalan dibangun, ekspor impor tidak perlu melalui Singapura. Sudah brng tentu pula tdk sulit menarik investor. Pabrik-pabrik pun bisa tersebar di 5 pulau. Urbanisasi bisa ditekan. Jabotabek, Subang, Karawang, Purwakarta, Serang gk makin sumpek!

Sekarang ini, semua pabrik dari tusuk gigi sampai kendaraan berat kumpul semua di kawasan ini. Persoalan buruh datang silih berganti, dari mulai upah, outsourcing sampai PHK yang tdk dibayar karena pengusaha kabur. Begitu jg dgn aksi buruh yang kerap bikin aktivitas ekonomi masyarakat terganggu.

Alhasil, terkonsentrasinya pabrik di Jabotabek dsk saat ini dgn berbagai persoalan buruh di dalamnya, tidak lepas dari lalainya pemerintah membangun infrastruktur. Konon pula itu karena penggunaan anggaran APBN kita yang digerogoti para koruptor. Tragis nian.***

1 komentar:

  1. maaf ya,ini mau cerita sedikit masalah pribadi waktu aq diluar negeri,dulu di sana aq kerja selama 3tahun jadi buruh pabrik,tapi hasil kerja ku disana cuma untuk membantu orang tua untuk melunasi hutang piutangnya belum ada untuk bikin usaha dikampung,aq usaha cari di internet cari jalan keluar permasalahanq dan tanya2 orang pintar yaitu paranormal ternyatah aq temukan atas nama ky songo dgn no. beliu0852,1751,9919 aq beranikan diri telpon beliau dan cerita kisahq dan beliau orangnya ramah dan dia berikan petunjuk jalan permasalahanq degan jalan islam,berkat bantuan ky songo sekaran aq udah bisa ada usaha kecilan,biarpun cuma melaksanakan kewajiban untuk berikan beliau pembeli perlengkapan ritual itu tak seberapa,dibanding hasilnya sekaran memuaskan,cuma sekali mengeluarkan uang sekaran aq udah lega dan membantu orang tua juga,atau anda mau mengenal beliau lebih lengkap lihat di www.paranormal-kisongo.blogspot.com.pesan aq bagi anda semua anda harus yakin dan percaya adanya dunia gaib,terima kasih,wassalam

    BalasHapus