Sejak Jaman Baheula, Alat Kontrasepsi Ini Digunakan Untuk Mencegah Kehamilan

1. Kondom
Kondom adalah metode awal kontrasepsi. Kondom diperkirakan pertama kali digunakan sekitar ribuan tahun lalu. Saat itu kondom dibuat dari jaringan hewan seperti usus atau kandung kemih. Kini kondom merupakan salah satu metode pencegahan kehamilan yang paling populer dan alat pengendali kelahiran yang termurah dan sudah mengalami pengembangan dalam beberapa dekade ini.


Salah satu perkembangan paling signifikan adalah pengenalan kondom poliuretan pada tahun 1994 oleh produsen Durex. Jenis kondom ini merupakan jenis baru dari kondom lateks tradisional. Kondom poliuretan lebih tipis dan lebih nyaman dipakai oleh pria.

Saat ini banyak dipasarkan berbagai jenis kondom, termasuk kondom dengan minyak pelumas silikon dan bahkan ada pula kondom dengan berbagai cita rasa agar menambah kenikmatan.

Aneka macam kondom bertujuan untuk memotivasi pria agar memakai kondom guna mencegah kehamilan yang tak dikehendaki dan penularan penyakit melalui hubungan seksual

Selain itu formula kondom untuk semua ukuran kini telah berubah. Orang dapat membeli kondom dengan berbagai ukuran di toko.

Dikabarkan pemerintah Swiss bermaksud membuat kondom yang lebih kecil yang dirancang untuk remaja laki-laki berusia antara 12 hingga 14 tahun mengingat kaum remaja di barat kini semakin aktif melakukan hubungan seks di usia muda.

2. Plester hormon dan implan

Plester kontrasepsi bekerja seperti pil KB dengan melepaskan hormon melalui kulit untuk mencegah ovulasi (pembuahan). Diluncurkan di Singapura pada tahun 2003, plester ini mirip seperti plester biasa (seperti pada gambar) dan ditempelkan ke kulit setiap pekan selama tiga minggu. Lalu plester harus dicabut selama sepekan agar wanita dapat haid.

Sedangkan implan yang pertama kali diproduksi adalah Norplant. Pertama kali dipasarkan pada tahun 1980-an. Mulanya, implan itu terdiri atas enam batang yang mengandung progestin levonogestrel. Ketika disisipkan di bawah kulit, Norplant melepaskan sejumlah hormon dalam dosis kecil untuk mencegah proses pembuahan. Namun Norplant sulit dilepaskan.

Pada 1998, sebuah implan satu batang, Implanon, mendapat respons yang lebih besar saat dipasarkan. Implanon mulai diperkenalkan di Singapura pada tahun 2002. Dengan panjang 4 sentimeter dan lebar 2 milimeter, batangan tunggal ini lebih mudah disisipkan ke kulit dan dilepaskan. Implan memiliki daya tahan hingga tiga tahun dan dapat dibalik setiap saat.

3. Intra-uterine device (IUD)

IUD yang modern berakar dari tahun 1958 ketika seorang dokter kandungan dari Amerika, Lazar Margulies memelopori IUD plastik pertama. Disisipkan di dalam rahim, IUD dapat bertahan hingga beberapa tahun. Alat berbentuk T ini mampu mencegah kehamilan dengan menciptakan sebuah lingkungan yang tidak bersahabat bagi sperma untuk mencapai sel telur dan untuk sebuah sel telur yang telah dibuahi agar dapat menempel ke dinding rahim.

Saat ini ada dua macam IUD yang dipakai yaitu tembaga dan hormon. IUD jenis hormon dianggap sebagai sebuah revolusi dalam sejarah kontrasepsi. Disebut Mirena (seperti pada gambar), IUD ini mulai diperkenalkan di Singapura pada tahun 1994.

Alat ini berisi lapisan levonorgestrel, substansi seperti progesteron. Bukan hanya IUD terbaru ini mampu mengatasi tren menstruasi berlebihan akibat penggunaan IUD dari tembaga yang konvensional, Mirena juga mempersingkat masa haid dan lebih ringan. Bagi sebagian wanita, haid akan berhenti total setelah beberapa bulan.

Lebih penting lagi, jenis IUD baru ini memiliki tingkat keberhasilan tinggi yang setara dengan tubal ligation, sebuah metode sterilisasi dimana saluran pembuluh telur ke kandungan rahim seorang wanita telah ditutup melalui pembedahan.

4. Sterilisasi

Sterilisasi dilakukan dengan cara  pembedahan yang menyebabkan seorang wanita tidak dapat hamil. Sementara pria menjalani vasektomi dimana dua tabung (vas deferens) dipotong dan ditutup untuk mencegah ejakulasi sperma.

Tubal ligation dilakukan untuk wanita. Dalam hal ini, tabung fallopian ditutup, biasanya dengan cara menjepitnya agar tertutup. Dengan begitu, sperma tidak akan dapat mencapai sel telur.

Dr Wee Horng Yen, seorang dokter kandungan dan ginekolog di KK Women's and Children's Hospital, mengatakan sterilisasi pada pria terbukti sangat efektif. Saat ini semakin banyak pria yang menginginkan vasektomi sebagai alat yang efektif untuk mengendalikan kelahiran, kata Dr Wee. Tingkat kegagalan kurang dari satu persen. Selain itu, vasektomi cenderung kurang berisiko ketimbang tubal litigation dan hanya menimbulkan sedikit komplikasi.(TST/meidia)